Minggu, 11 September 2011

REBUT DAULAT RAKYAT.!!!


Revolusi bermaksud mengubah tatanan yang telah lama berlaku dengan tatanan yang baru. Singkatnya, kalimat subtantif dalam revolusi adalah “GANTI REZIM-GANTI SISTIM”.

Revolusi dengan GANTI REZIM-GANTI SISTIM harus dilakukan secara bersamaan. Revolusi dengan mengganti rezim tanpa mengganti sistim adalah sia-sia belaka. Siapa pun rezim penguasa, tidak mungkin bisa mewujudkan keinginan rakyat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik bila sistim yang digunakan masih sistim lama yang telah terbukti gagal pada masa sebelumnya. Sebaliknya, revolusi untuk mengganti sistim sangat mustahil terwujud bila tanpa mengganti rezim. Sebuah rezim STATUS QUO tidak mungkin akan rela mengganti sistim yang telah melanggengkan kekuasaan mereka.

Revolusi selalu memiliki skenario dan tujuan yang jelas. Revolusi dengan “GANTI REZIM-GANTI SISTIM” adalah untuk menyelamatkan negara yang sedang rusak, dan akan semakin rusak bila dibiarkan. Sebuah aksi massa atau militer dengan tujuan mengganti rezim tapi tanpa mengganti sistim tidak bisa disebut sebagai revolusi, melainkan bisa disebut sebagai kudeta. Tidak akan mungkin kelompok yang melakukan kudeta akan memikirkan nasib rakyatnya. Mereka sama saja dengan rezim sebelumnya, yakni haus kekuasaan.


Dalam situasi negara yang teramat sulit dan porak poranda seperti sekarang ini, paling tidak 10 sampai 50 ribu massa rakyat harus dipersiapkan memasuki gedung DPR/MPR. Jutaan orang yang lain berdoa di rumah dan sebagian lagi mungkin mogok kerja. Yang perlu dipahami oleh semua pihak adalah bahwa aksi massa tersebut bukanlah sebagai tindakan anarkis atau pernyataan perang melawan pemerintah yang sedang berkuasa. Aksi massa seperti itu, mau tidak mau, harus terjadi ketika para wakil rakyat dan kepala badan eksekutif bersama kabinetnya sudah enggan mendengar suara rakyat. Mereka selalu mengungkapkan jargon “suara rakyat adalah suara tuhan’, tetapi semua tindakan dan keputusan yang diambil kadang kala bahkan terlampau sering tidak memihak rakyat. Tidak adanya kepastian hukum bagi rakyat kalangan bawah telah menunjukkan watak itu. Hukum hanya bisa memihak orang-orang yang memiliki uang. Kesejahteraan rakyat yang adil dan merata tidak kunjung terwujud nyata.

Revolusi untuk Merebut Daulat Rakyat hanya bisa dilakukan dengan merebut Rumah Rakyat (Gedung DPR/MPR), bukan merebut istana presiden. Dari Rumah Rakyat itulah segalanya bisa dimulai...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar